Motivasi Diri: Belajar Kehidupan Dengan Sifat dan Pesan Sang Pohon - FaturHuda

Motivasi Diri: Belajar Kehidupan Dengan Sifat dan Pesan Sang Pohon
Motivasi Diri: Belajar Kehidupan Dengan Sifat dan Pesan Sang Pohon

Motivasi Diri: Belajar Kehidupan Dengan Sifat dan Pesan Sang Pohon
Kenapa daun jatuh dan gugur dari pohonnnya? Apakah dia tidak diingikan lagi oleh pohon? Atau dia tidak mau lagi bersama pohon? Atau apakah angin iri kepadanya yang selalu saja menepal pada pohon dan tidak mau jauh sehingga angin berusaha menghembusnya agar dia jatuh. Apakah benar begitu? Kenyataannya tidak. Daun yang jatuh dan gugur bukan disebabkan oleh semua hal ini. Namun daun yang jatuh dan gugur disebabkan daun sudah siap dan mau meninggalkan sang pohon untuk melakukan pengabdiannya. Lalu apakah pohon melepaskan begitu saja? Tentulah pohon tidak serela itu. Karena jika dia melepaskan satu daun berarti sama dengan dia harus berusaha membesarkan satu daun lagi untuk membantunya. Namun kenapa sang daun harus lepas dan sang pohon harus merelakannya?

Belajar Kehidupan Dengan Sifat dan Pesan Sang Pohon

Hal ini dikarenakan sang pohon mengetahui bahwasanya daun yang dibesarkannya sudah masuk kepada masa dimana dia akan mengabdikan dirinya. Sang pohon telah memahami bahwasanya daun yang dibesarkannya kelak akan memiliki tugas yang harus di embannya. Sang pohon paham betul bahwasannya nanti, dia akan merasakan kehilangan. Namun dari itu semua ada yang pohon harapkan kepada sang daun kelak jika dia sudah dilepaskan darinya. Sang daun dapat mengerjakan tugas yang diembankan kepadanya sehingga sang daun bisa dikatakan telah mengabdi kepada sang pohon. Lalu apakah tugas sang daun tersebut?

Sang daun yang di lepaskan tidak semeserta-merta untuk jatuh dan mengambang di udara. Sang pohon menjatuhkan sang daun dengan tujuan agar sang daun kelak dapat melebur dan membaur dengan tanah. Sehingga sang daun dapat mencukupi kebutuhan sang tanah. Lau apa untungnya bagi sang pohon? Dia melepaskan sesuatu yang berharga baginya namun tidak memiliki manfaat baginya. Dia seakan melepaskannya begitu saja dan tidak mendapatkan apa-apa dari yang telah dia perbuat selama ini.

Sesunggunya pernyataan itu tidaklah benar. Sang pohon membiarkan sang daun untuk lepas dan melebur kepada tanah bukan tanpa maksud dan sebab apa-apa. Sang pohon melakukan itu agar sang daun dan dirinya bisa membalas jasa sang tanah. Sang pohon sadar bahwasanya dirinya takan berarti apa-apa tanpa sang tanah. Sang pohon paham bahwasanya dia tidak akan bisa menumbuhkan daun dan membesarkannya jika dia tidak dibantu oleh tanah. Dia tidak bisa berbuat banyak dan bermanfaat bagi sekitarnnya jika dia tidak diberi zat-zat oleh tanah. Sehingga dia ingin membalas itu semua dan mengajarkan sang daun bahwasanya dia tidak hidup dengan sendirinya. Dia tidak besar dan tumbuh dengan sendirinya. Oleh sebab itu sang pohon berharap si daun yang dibesarkannya dapat membalas jasa yang telah dia dapatkan dan dapat mengabdikan dirinya.

Pesan Moral

Apa pelajaran yang dapat diambil dari tulisan di atas? Siapa itu pohon? Siapa itu daun? Dan siapa itu tanah? Dalam kehidupakan kita, sang pohon dapat kita umpakan seperti orang tua. Yaaa, orang tua yang membesarkan anaknya. Tahukah anda ketika anda dilahirkan. Orang tua anda telah siap dengan apa yang akan mereka hadapi kelak. Mereka sudah paham dan mengerti bahwasanya anak yang dilahirkannya ini akan besar dan memiliki jalan hidupnya sendiri. Mereka tahu dan mengetahui itu. Tapi apakah mereka siap akan hal itu? Jawabannya tentulah tidak, namun dibalik kata tidak itu mereka harus merelakannya. Karena mereka tahu bahwasanya anak yang mereka besarkan memiliki tugas dan kewajibannya sendiri

Namun semua orang tua pasti memiliki harapan, sama halnya dengan sang pohon yang memiliki harapan daun yang dibesarkannya dapat bermanfaat bagi tanah. Karena tanah adalah tempatnya untuk berdiri dan hidup. Begitu pula dengan orang tua, mereka juga berharap anak yang dibesarkannya ini kelak dapat bermanfaat bagi masyarakat. Karena dia sadar bahwasanya mereka hidup di lingkungan masyarakat. Sehingga, jika anaknya bermanfaat untuk masyarakat hal tersebut tentulah bermanfaat bagi mereka pula. Ini seperti kata pepatah “Siapa yang menyemai maka dialah yang akan memanen”. Orang tua berharap apa yang disemainya berbuah baik sehingga menjadi ladang pertolongan baginya untuk hidup bermasyarakat dan untuk dijadikan laporan ketika kembali kepada sang maha pencipta.
Baca Juga

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel